Rabu, 04 Mei 2016

PENGARUH KENAIKAN HARGA BARANG POKOK TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            LATAR BELAKANG
Kebutuhan barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis. Setiap tahunnya kenaikan harga barang kebutuhan pokok hampir selalu terjadi. Di akhir tahun 2014 inipun kenaikan harga sangat memberatkan masyarakat. Salah satu penyebabnya yaitu keputusan presiden Indonesia untuk menaikkan harga BBM  pada bulan November kemarin. Hal tersebut menyebabkan harga barang terutama kebutuhan pokok semakin tidak terkendali. Mulai dari harga beras, kedelai, gula, cabai dll. Tentu saja hal tersebut memberikan dampak buruk bagi masyarakat terutama bagi kalangan menengah kebawah.
Dengan adanya kenaikan harga akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Karena berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, jika harga naik maka daya beli masyarakat akan turun. Dan sebaliknya jika harga turun, maka daya beli masyarakat akan naik.
Kenaikan harga barang pokok menjadikan masyarakat untuk lebih pintar dalam mengelola keuangan, membatasi atau bahkan tidak membeli barang-barang yang tidak penting. Masyarakat yang menyikapi krisis harga dituntut untuk berhemat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam mensiasati kenaikan harga masyarakat atau konsumen dapat menggunakan barang subtitusi atau pengganti. Bagi produsen, cara mensiasati kenaikan harga salah satunya dengan menurunkan kapasitas produk. Lalu dalam mengatasi kenaikan harga tidak lepas dari campur tangan pemerintah.

1.2.            RUMUSAN MASALAH
a.       Apa saja dampak kenaikan harga barang kebutuhan pokok?
b.      Bagaimana pengaruh kenaikan harga terhadap daya beli masyarakat?
c.       Bagaimana cara mensiasati kenaikan harga?

1.3.            TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk menjelaskan dampak adanya kenaikan harga barang pokok.
b.      Untuk menjelaskan pengaruh kenaikan harga barang pokok terhadap daya beli masyarakat.
c.       Untuk menjelaskan tentang cara mensiasati adanya kenaikan harga barang pokok.

1.4.            MANFAAT PENULISAN
a.       Agar pembaca mengetahui dampak buruk dari adanya kenaikan harga barang pokok.
b.      Agar pembaca mengetahui adanya pengaruh kenaikan harga terhadap daya beli.
c.       Agar pembaca sebagai konsumen maupun produsen tahu cara mensiasati kenaikan harga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Kenaikan Harga Barang-Barang Pokok
2.1.1.      Barang Pokok
Definisi barang menurut Wikipedia, yaitu sebagai suatu produk fisik (berwujud, tangible) yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual ke pelanggan, sedangkan pengertian pokok yaitu utama atau keutamaan. Maka dapat diartikan bahwa kebutuhan pokok adalah barang produksi yang paling utama bagi masyarakat.

2.1.2.      Dampak kenaikan harga barang pokok
Text Box: 3Kebutuhan barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan harga barang-barang pokok yang melonjat naik. Kenaikan harga merupakan ketetapan dari pemerintah yang kadang kala dapat menimbulkan efek bagi masyarakat. Kenaikan tersebut memang dianggap berat bagi sebagian masyarakat, karena kebutuhan manusia ketergantungan kepada barang pokok. Bagi kalangan menengah ke-atas mungkin sesuatu yang tidak terlalu mengejutkan, namun kita harus melihat pada kalangan menengah ke-bawah kenaikan harga barang pokok kadang membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan setiap harinya.
Mengapa kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan dampak ? Karena barang pokok merupakan barang utama yang merupakan pendamping bagi kelangsungan hidup manusia sehingga kenaikan harga barang pokok seringkali mengakibatkan kericuhan atau kerusuhan yang dapat merusak beberapa fasilitas umum. Kerusakan tersebut tidak lain diakibatkan oleh masa yang berdemo, dan pada akhirnya pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak tersebut.
Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang sebelumnya dapat memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah langkanya bahan-bahan pokok mereka mulai membatasinya. Dan itu sangat mengganggu ketentraman rumah tangganya. Seharusnya masyarakat dapat mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier dan harus lebih mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
            Dampak ini juga berlaku bagi pekerja industri. Banyak perindustrian yang memangkas anggaran pembelian sehingga banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Fakta menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan harga pada bahan baku atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah, masalah-masalah yang diakibatkan oleh adanya kenaikan harga ini adalah masalah yang menjadi tanggung jawab dari pemerintah, itu seharusnya. Rakyat miskin yang bertambah penderitaannya akibat kenaikan harga adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-bisnis yang bangkrut atau terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya pengangguran maka hal ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah pada pemerintah. Jadi kenaikan harga akan berdampak negatif pada suatu negara yang meliputi kosumen, produsen dan pemerintah itu sendiri.(Lulu,2014).

2.1.3.      Kenaikan BBM berpengaruh pada kenaikan harga
            Pada tanggal 18 November 2014, kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM telah ditetapkan. Kebijakan itu juga mendatangkan penolakan dari berbagai pihak, baik di masyarakat maupun tokoh-tokoh politik. Namun, tetap saja kenaikan harga BBM tidak bisa dicegah. Kenaikan tersebut membuat masyarakat semakin sulit dan tercekik. Pasalnya kenaikan BBM tersebut mengakibatkan sejumlah kebutuhan lainnya meningkat pula. Harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan permbangunan infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu ditentang masyarakat.(Suara Merdeka, 2014)
Berdasarkan sumber online,pasca kenaikan BBM pada bulan November 2014 menyebabkan harga barang pokok ikut naik antara lain: harga minyak goreng naik dari Rp 138 ribu menjadi Rp 140 ribu per karton. Gula merah dari Rp 115 ribu menjadi Rp 120 ribu, garam Rp 55 ribu menjadi Rp 60 ribu per dus dan kerupuk dari Rp 70 ribu menjadi Rp 75 ribu. Sedangkan beras kualitas 1 dari 12.000 rupiah menjadi 13.000 rupiah perkilogram,cabai merah naik dari 70.000 ribu menjadi 80.000 ribu rupiah,cabai rawit dari 45.000 ribu menjadi 50.000 ribu perkilogram.
Di pasar Senen Jakarta Pusat, harga cabai rawit merah yang semula 18.000 ribu naik menjadi 45.000-50.000 rupiah perkilogram. Sementara harga cabai besar berada di kisaran 60.000 -65.000 ribu perkilogram. Kenaikan harga kebutuhan pokok juga terjadi di Kediri. Dari sejumlah kebutuhan pokok tersebut, harga cabai mengalami kenaikan paling signifikan. Dari sebelumnya 40.000 ribu kini mencapai 55.000 ribu perkilogram Di pulau Sulawesi kenaikan harga cabai jauh lebih tajam hingga mencapai 120.000 ribu perkilogram. Di Riau harga cabai terus naik bahkan telah menembus 150.000 ribu perkilogram.
Di Pasuruan, harga bawang putih naik 12.000  mejadi 15.000 rupiah. Sedangkan harga bawang merah naik menjadi 12.300 ribu dari harga normal 14.000 rupiah. Begitu juga dengan cabai merah yang naik dari posisi 46.000 menjadi 49.000 ribu rupiah.Sementara harga daging masih menembus angka 85.000 ribu per kilogram. Harga telur juga mulai naik dari 14.000 menjadi 15.500 rupiah perkilogram. Kenaikan rata-rata mencapai 1000 rupiah pada beras, minyak, dan gula,dll(Suara Merdeka,2014)

2.2.         Pengaruh Kenaikan Harga Terhadap Daya Beli Masyarakat
2.2.1.      Hukum permintaan dan penawaran
a. Hokum Permintaan
         “Jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah”.(Abdurahman,2007).
b.   Hokum Penawaran
        “ Jika barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang. Sebaliknya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah”.(Abdurahman,2007).



2.2.2.      Pengaruh Terhadap Daya Beli Masyarakat
            Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk pemerintah.
             Jika dilihat dari segi konsumen, dengan adanya kenaikan harga maka daya beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah daya beli konsumen berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan yang harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta terhadap barang atau jasa tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus. Karena berkurangnya jumlah barang atau jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan harga maka kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga.
             Contohnya, jika harga beras mengalami kenaikan maka konsumen yang mengkonsumsi beras akan mengurangi pembelian terhadap beras (walaupun elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas sekali terjadi pada masyarakat kebanyakan terutama pada masyarakat yang berpendapatan rendah. Kasus yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai mensiasatinya dengan nasi aking atau menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil sebenarnya kepuasan konsumen telah menurun.
             Begitu juga dengan efek kenaikan harga suatu bahan baku yang mempengaruhi rentetan produk yang dihasilkan selanjutnya. Misalnya terjadi kenaikan harga kedelai maka harga tahu dan tempe akan mengalami kenaikan. Sehingga para pecinta tahu dan tempe akan dirugikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga merugikan konsumen.
             Dari segi produsen, maka produsen akandirugikan jika terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga ini  mempengaruhi pendapatan produsen dan turut mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi kenaikan harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan karena permintaan terhadap kedelai menurun. Karena konsumen akan membeli produk subtitusi atau mengurangi pembelian kedelai dan mengalihkannya pada yang lain.
            Begitu juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya produsen tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti akan mengalami efek kerugian akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah konsumen akan mengalami penurunan. Sedangkan konsumen merupakan kunci dari bertahan dan berkembangnya suatu bisnis.

2.3.            Mensiasati Kenaikan Harga Barang Pokok
2.3.1.      Cara Konsumen Mensiasati Harga
            Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Contoh, terjadi kenaikan harga tahu. Maka para konsumen tahu dapat menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk menutupi kerugian karena berkurangnya tahu yang dibeli maka dapat dibeli barang subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian tahu dan membeli telur. Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka mengalihkan membuat masakan yang jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan harga. Pikirkan alternatif-alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong konsumen tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang. Dengan berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras dan meningkatkan pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran, atau beras dijadikan lontong. Konsumen tidak mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan kreatifitas konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga.
Cara kedua yang dapat dilakukan konsumen adalah dengan cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat merugikan orang-orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena itu jika konsumen mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat kenaikan harga.Mengingat kesejahteraan relatif sifatnya sehingga walaupun ada penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu tetapi bila konsumen memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.(Sari,2012).

2.3.2.      Untuk Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen juga dapat menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari gorengan yang dijualnya. Hal ini memang akan menurunkan jumlah konsumen tapi penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi menaikkan harga. Hal ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap harga yang naik dibanding dengan penurunan ukuran atau kepadatan produk. Memang produsen akan mengalami penurunan jumlah konsumen (akibat pengalihan konsumsi oleh konsumen) , laba produsen dapat mengalami penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami kebangkrutan.
Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba ini maka podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif dan inovatif dalam mengolah komposisi bahan baku dan bahan pelengkap alternatif. Produsen dapat mengganti komposisi bahan produknya sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga dapat terjangkau oleh konsumen.  
Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem yang telah ada. Jika terjadi kenaikan harga maka produsen dapat berpikir positif dengan menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial dan lain-lain. Yang penting kreatifan dan inovatif dalam mensiasati kenaikan harga. Selanjutnya produsen dapat menurunkan jumlah produksi produk yang mengalami kenaikan harga dan meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk menambah penghasilan sebagai solusi atas kerugian yang ditimbulkan pada produk yang mengalami kenaikan harga yang menurunkan jumlah konsumen.

2.3.4.      Untuk Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kenaikan harga. Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme pasar bebasnya ekonomi klasik tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk kenaikan harga. Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila ada campur tangan pemerintah melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalah-masalah ekonomi lainnya karena masalah-masalah ekonomi bila dibiarkan saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas maka tidak dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi tahun 1930-an. Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka sangat diperlukan peran pemerintah. Pemerintah harus segera berpikir dan bekerja keras untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini untuk kesejahteraan masyarakat dan negara itu sendiri. Pemerintah harus mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan segera mencari solusi dan membuat kebijakan untuk mengatasinya dimana kebijakan tersebut tidak merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan produsen. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak, subsidi, suplai,demand,ataukebijakan harga.

2.3.5.      Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Achmad Suryana menjelaskan mengenai upaya apa saja yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga sembako:
a. Meminta para pengusaha swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan instansi terkait menyelenggarakan pasar murah sehingga harga-harga kebutuhan pokok bisa terjangkau oleh konsumen, terutama masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin. Misalnya pasar murah daging sapi, daging ayam, telur, gula, minyak goreng, dan berbagai kebutuhan   lainnya. Guna menahan laju kenaikan harga.
b. Adanya program Operasi Pasar (OP), sehingga pemerintah daerah dapat melakukan operasi pasar terutama operasi pasar untuk beras jika harga beras melonjak tinggi dan  sangat memberatkan konsumen.
c. Memperbaiki sarana dan prasarana transportasi agar sistem produksi dan sistem distribusi pangan tidak terganggu sehingga pasokan akan kebutuhan pokok   tidak mengalami  pengurangan.
d. Melakukan pengawasan yang intensif terhadap pergerakan harga-harga barang.

2.3.6.      Sedangkan Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa menjelaskan, keempat strategi itu sudah diputuskan dalam rapat koordinasi lintas kementerian :   
a.    Pangan harus tersedia di seluruh tempat. Kebutuhan pokok itu harus bisa diakses  masyarakat di seluruh daerah dalam kondisi apa pun.  
b.   Pemerintah harus menjamin distribusi bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Oleh  karena itu, sarana dan prasarana perhubungan harus dalam kondisi baik.
c.    Stabilisasi harga. Meski berusaha menjaga stabilitas harga, pemerintah tetap bisa memaklumi jika ada kenaikan.
d.   Strategi keempat adalah jaminan ketersediaan energi, terutama listrik dan bahan bakar  minyak. Menurut Hatta, ketersediaan energi juga perlu ditopang dengan sistem distribusi yang baik, sehingga bisa mencapai seluruh wilayah Indonesia.


BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
a.       Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan efek buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan menengah ke-atas.
b.      Jika dilihat dari segi konsumen, dengan adanya kenaikan harga maka daya beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan
c.       Text Box: 16Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan.

3.2.Saran
1.      Sebaiknya konsumen atau masyarakat mempunyai pengetahuan sempurna mengenai tingkatan harga yang berlaku serta perubahan harga yang terjadi.
2.      Dengan menurunnya daya beli, sebaiknya masyarakat tahu cara mengatur kebutuhan dengan baik dan pintar menentukan kebutuhan-kebutuhan apa sajakah yang harus diutamakan
3.      Sebaiknya masyarakat tahu cara mensiasati kenaikan harga.











DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman,Maman.2007.Matematika SMK 3.Bandung:Armico.

Akbarwati,Ika.2014.”Kenaikan Harga Barang Pokok Naik Tajam Sekali”, (online),(http://www.selasar.com/ekonomi/kenaikan-harga-barang-pokok-naik-tajam-sekali/, diakses 24 Desember 2014)

Azis,Maulana.2011.”Kenaikan Harga Pangan di Indonesia”,(online),(http://maulanaazis.blogspot.com/2011/04/kenaikan-harga-pangan-di-indonesia.html,diakses 25 November 2014)

Lulu.2014.”Dampak Akibat Kenaikan Harga Barang Pokok”,(online),(https://id.scribd.com/doc/221101882/Makalah-Dampak-Akibat-Kenaikan-Harga-Barang-Pokok,diakses 25 November 2014)

Rahman,Ahmad Saputra.2014.”Bahan Kenaikan BBM dan Pengaruhnya Terhadap Daya Beli Masyarakat”,(online),(http://www. academia.edu/9476466/BAHAN_KENAIKAN_BBM_DAN_PENGARUHNYA_TERHADAP_DAYA_BELI_MASYARAKAT,diakses 25 November2014)

Sari, Desi Puspita.2012.”Dampak Kenaikan Harga Barang Pokok”, (online),(http://karyatulisbahasaindo.blogspot.com/2012/06/dampak-kenaikan-harga-barang-pokok-bagi.html,diakses 25 November 2014)

Suara Merdeka.24 November 2014.”Bahan Pokok yang Mengalami Kenaikan Harga Setelah Kenaikan BBM”,hal. 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar